Jumat, 16 Januari 2015

ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI)

Pada awal tahun 1940-an, seorang psikiater asal Chicago, W.S. McCulloch, serta mahasiswanya, W. Pitts. Mereka menuliskan sesuatu, dalam tulisannya itu mereka mengenalkan sebuah konsep yang sangat berpengaruh bagi para ilmuwan-ilmuwan komputer termasuk Von Neuman. Berdasarkan konsep tersebut pikiran adalah hasil kerja otak. Tidak lama setelah tulisan McCulloch dan Pitts, Von Neuman mengembangkan suatu rancangan komputer yang paling bermanfaat, ia menyatakan bahwa tidaklah sulit untuk membuat rancangan komputer yang dapat meniru kinerja otak manusia, tidak hanya dari fungsinya tetapi juga strukturnya. Mengikuti jejak Von Neuman, F. Rosenblatt juga tertarik untuk membuat suatu rancangan komputer yang dapat meniru fungsi dan struktur kinerja otak manusia. Tujuannya membuat rancangan ini adalah untuk menciptakan sebuah komputer yang dapat mengenali suatu bentuk. Hasil rancangannya ini berjalan dengan sukses. Rosenblatt memiliki mesin yang terdiri dari 3 level tingkatan. Masing-masing level memiliki fungsi yang berbeda-berbeda, yang dapat memancing sensor, asosiasi, dan pola motorik manusia. Mesin-mesin Rosenblatt mampu memproses secara sederhana stimuli-stimuli pada jarak dekat dan menanggapinya dengan sederhana pula. Pada saat ini kebanyakan topik berhubungan dengan masalah arsitektur komputer dan otak. Bagaimanapun juga komputer tidak dapat menampilkan fungsi seperti manusia. Komputer biasanya hanya memproses informasi secara tersusun, sedangkan otak memproses informasi dengan cara paralel. Para ilmuwan AI sudah mulai mencari pemecahan masalah dari perbedaan antara arsitektur otak dan komputer untuk memecahkan masalah perbedaan tadi, salah satu ilmuwan tersebut adalah W. Daniel Hillis.
            Otak sebagai mesin berpikir. Beberapa program komputer mampu bekerja lebih efektif daripada pikiran manusia. Komputer mampu memecahkan beberapa masalah yang sering dihadapi manusia, seperti persoalan matematika yang sangat rumit, komputer dapat menyelesaikannya dengan lebih cepat dan akurat daripada manusia. Tetapi di sisi lain banyak orang-orang yang fanatik dengan AI, orang-orang tersebut menganggap AI sebagai konsep intelektual yang korup dan pemuja yang materialistis. Mereka menganggap bahwa pikiran manusia adalah murni dari proses manusia itu sendiri dan bukan dari program-program AI. Seorang filsuf dari Universitas California di Barkeley yaitu John Searle (1980), dia menggambarkan 2 jenis AI. Pertama, AI lemah yang biasa digunakan sebagai alat untuk investigasi kognisi manusia. Kedua, AI kuat yang dimana komputer telah diprogram menjadi lebih baik. Alan Turing, seorang ahli matematika berkebangsaan inggris, telah menyusun suatu tes yang melibatkan komunikasi antar manusia dengan makhluk pengguna bahasa, dimana tes tersebut merupakan sebuah penipuan yang tersembunyi yang memberikan para ahli AI suatu hal yang konkrit untuk dikerjakan. Bagi AI dan para ilmuwan bahasa, point terpenting dari tes Turing ini adalah untuk membuat suatu komputer dapat membuat kita menganggapnya seperti manusia dimana komputer harus mengerti dan meniru secara efektif sebagai bentuk penting dari kognisi.
Para ilmuwan AI sangat antusias dalam menanggapi tantangan yang ada dalam tes Turing dan menuliskan program yang akan dirancang untuk menanggapi permintaan bahasa yang tidak bisa dipisahkan dari respon manusia. Joseph Weizenbaum (1996) telah membuat suatu program komputer bernama ELLIZA. ELLIZA merupakan salah satu program komputer pertama yang dapat berkomunikasi. Dalam hal ini, ELLIZA diibaratkan sebagai seorang psikiater yang akan mambantu pasiennya. Tetapi dalam percakapan tersebut ELLIZA kurang memiliki pengertian terhadap pasiennya. Setelah adanya program komputer bernama ELLIZA. Colby, Hilf, Weber, dan Kraemer (1972) membuat suatu program komputer dimana program ini diibaratkan sebagai pasien paraniod. Program ini dikenal dengan nama PARRY. Dalam hal ini, PARRY akan di wawancarai oleh sekelompok psikiater untuk mengetahui sejauh mana kemampuan antara respon simulasi komputer dan respon manusia. Setelah adanya ELIIZA dan PARRY, ada lagi program komputer lain yang memiliki jenis yang cukup berbeda yaitu NETTalk. Program ini dikembangkan oleh Sejnowski. Dalam hal ini, setiap NETTalk membaca dan memperhatikan setiap tulisan satu demi satu untuk melihat bagaimana perbandingan antara lafal yang pertama dengan lafal yang sudah disediakan manusia benar atau tidak.
Kemampuan, keahlian dan pengetahuan yang dimiliki setiap orang berbeda-beda. Komputer dapat diprogram untuk berbuat seperti orang yang ahli dalam bidang tertentu. Sistem yang berkinerja seperti seorang ahli disebut dengan expert system (sistem pakar). Sistem pakar telah dirancang untuk memecahkan masalah dalam berbagai bidang, seperti bidang kedokteran, hukum, dll. Atau bahkan memecahkan beberapa kasus yang sulit untuk dipecahkan oleh manusia. Sistem ini dapat membuat diagnosis yang akurat dan masuk akal layaknya seorang dokter. Ada sebuah program yang disebut Puff, dimana sistem ini dirancang untuk mendiagnosa kelainan paru-paru, seperti kanker paru-paru. Sistem ini lebih dikenal dalam bidang industri, militer, dan eksplorasi luar angkasa.

Contoh kasus :
            Ketika kita ingin menghubungi seseorang melalui ponsel, kita hanya memanggil nama kontak yang akan kita hubungi, secara otomatis program komputer langsung menampilkan nomor kontak yang akan kita hubungi.


Sumber :
Solso, L. R., Maclin, H. O. & Maclin, M. K. (2007). Psikologi kognitif edisi kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga.


Arsitektur Komputer dan Struktur Kognitif Manusia

Arsitektur komputer adalah suatu ilmu perencanaan dan perancangan komponen-komponen seperti hardware dan software, agar dapat saling bekerja sama dan membentuk sistem komputer yang baik, yang menghasilkan sebuah komputer yang memenuhi kebutuhan.
Struktur kognitif manusia merupakan susunan berpikir manusia dimana objek berpikirnya terjadi pada diri sendiri seperti pengetahuan atau informasi-informasi yang didapat dari lingkungan berdasarkan sistem, skema, adaptasi, asimilasi, dan akomodasi, sehingga struktur kognitif tersebut dapat terus berkembang.
Dalam hal ini kaitannya antara struktur kognisi manusia dan arsitektur komputer sangatlah erat kaitannya karena komputer dan struktur kognisi manusia mempunyai suatu kesamaan seperti menerima, menyimpan, menarik, mentranformasi, dan mentransmisi informasi. Struktur kognisi manusia proses berpikirnya terjadi pada diri sendiri. Sedangkan arsitektur komputer adalah buatan manusia, manusia yang membuat program dan membuat pola-pola dari sistem komputer tersebut. Manusia melakukan berbagai upaya dalam pengembangan teknologi dan informasi untuk berbagai aktivitas dan kebutuhannya, agar mempermudah pekerjaannya. Saat ini banyak teknologi yang dapat mempermudah pekerjaan manusia baik dalam hal yang berhubungan dengan kemampuan berpikir maupun tidak. Teknologi yang dapat mempermudah pekerjaan manusia yaitu komputer. Komputer dapat membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Komputer juga dapat menyimpan dan memproses data sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Namun, arsitektur komputer dan struktur kognitif manusia memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari  arsitektur komputer yaitu dapat digunakan oleh banyak pengguna atau oleh banyak orang dan dapat mengakses lebih dari satu aplikasi dalam waktu yang bersamaan. Kekurangan dari arsitektur komputer yaitu harganya sangat mahal jadi membutuhkan biaya yang cukup banyak, penggunaan waktu dalam bekerja cukup lama, dan membutuhkan daya listrik yang sangat besar. Sedangkan kelebihan dari struktur kognitif manusia yaitu lebih sistematis sehingga memiliki arah dan tujuan yang jelas, banyak memberi motivasi agar terjadi proses belajar pada masing-masing individu, dan mengoptimalisasikan kerja otak secara maksimal. Kekurangan dari struktur kognitif manusia yaitu membutuhkan waktu yang cukup lama dalam terjadinya proses belajar.

Contoh kasus :
Sebuah contoh perbandingan model kognitif dengan model PDP (terkait pengenalan wajah). Keunggulan model komputer adalah bahwa elemen-elemennya saling terhubung, dan parameter-parameternya dapat diukur sehingga secara akurat menghasilkan operasi pengenalan wajah yang serupa dengan kemampuan otak manusia mengenali wajah. Model kognitif mendeskripsikan proses ini, sedangkan model komputer mensimulasikan prosesnya.

Analisis :
Berdasarkan contoh kasus diatas, dengan berkembangnya zaman, manusia berpikir untuk membuat komputer sebaik mungkin agar dapat memenuhi kebutuhan penggunanya seperti contoh kasus diatas yaitu terkait pengenalan wajah, sehingga semakin lama komputer dirancang seperti menyerupai sistem kerja kognitif manusia. Tapi pada dasarnya struktur kognitif manusia dan komputer memiliki kesamaan, yaitu adanya penginputan data, pemrosesan data, dan output yaitu hasil dari data tersebut. Namun demikian, baik komputer maupun kognitif manusia memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing sehingga diharapkan dapat saling melengkapi satu sama lain demi mempermudah pekerjaan manusia sebagai pengguna sistem komputer maupun sebagai pembuat komputer tersebut.


Sumber:



Sistem Informasi Psikologi

Informasi adalah suatu data yang telah diolah atau diatur atau diproses kedalam bentuk yang berguna dan berarti bagi penerimanya, sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan di masa sekarang maupun masa depan. Sistem adalah suatu komponen yang saling berintegrasi satu sama lain dan saling berhubungan untuk melakukan suatu kegiatan tertentu dan mencapai tujuan bersama. Dengan demikian pengertian informasi dapat berinteraksi dengan sistem, dengan cara informasi yang masuk diolah menjadi data yang akurat sehingga informasi tersebut dapat bermanfaat dan menghasilkan suatu sistem yang baik.
Sistem Informasi adalah sekumpulan prosedur yang dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan yaitu memberikan informasi bagi pengambilan keputusan dan untuk mengendalikan sistem tersebut. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia. Jadi, sistem informasi psikologi adalah suatu prosedur yang dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan yaitu memberikan informasi bagi pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perilaku manusia itu sendiri sebagai pengguna sistem informasi tersebut.
Penggunaan sistem informasi dalam psikologi mengacu kepada penggunaan-penggunaan software yang berkaitan dengan psikologi. Penggunaan sistem informasi dalam psikologi banyak digunakan oleh HRD untuk melakukan berbagai macam pengetesan psikologi dan skoring hasil tes, seperti tes intelegensi, tes kepribadian, tes minat dan bakat, dan sebagainya, yang nantinya hasil tes tersebut akan di input kedalam komputer. Penggunaan sistem informasi dalam psikologi pun juga memudahkan para Psikolog untuk tetap melakukan konseling dengan menggunakan media online, dimana Psikolog melakukan konseling tanpa harus bertemu langsung dengan klien.

Contoh Kasus :
Saya pernah mengikuti beberapa test psikologi sederhana melalui sebuah sosial media, dimana disana kita diminta untuk mengisi beberapa soal dengan pilihan ganda sebagai jawabannya. Setelah saya ikuti lebih lanjut, dapat diketahui soal-soal tersebut merupakan salah satu dari test proyektif yaitu HTP (house tree person) yang disederhanakan dan dibuat lebih mudah dipahami. Dengan mengisi pilihan ganda yang tersedia dan menjadikan jawaban paling dominan sebagai tolak ukur hasil test, keluarlah hasil test tersebut. Tidak terlalu valid dan reliabilitas mungkin, tetapi ini merupakan salah satu contoh bahwa test psikologi tidak seseram yang banyak orang bayangkan dan test psikologi mengikuti perkembangan zaman dengan turut menggunakan system informasi atau komputerisasi untuk mempermudah penggunaan alat testnya.

Analisis :
Berdasarkan contoh kasus diatas, dengan adanya sistem informasi atau media komputer saat ini banyak sekali beberapa tes psikologi yang dapat diakses melalui komputer, salah satunya seperti contoh kasus diatas yaitu HTP (house tree person). Meskipun nantinya hasil test tersebut belum tentu tepat dan belum tentu dapat dijadikan tolak ukur psikologis kita sehari-hari. Namun, dengan menggunakan test tersebut melalui media komputer kita sudah dapat melakukan skoring test, serta melakukan penginputan data dan pemrosesan data yang berkaitan dengan perilaku-perilaku manusia, sehingga mendapatkan hasil dari test psikologi tersebut.



Sumber :
Mardi. (2011). Sistem informasi akuntansi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Basuki, H. (2008). Psikologi umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.